Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Minggu, 13 April 2014

Koalisi Tanpa Bagi-Bagi Kursi : Orang Bodoh Selalu Bilang Tak Mungkin

Beginilah kalo orang yang selalu merasa pintar, sedikit-sedikit selalu membodohkan orang. Tulisan ini dibuat karena “eneg” kenapa untuk hal-hal yang simpel masih ada saja  orang yang bilang “tidak mungkin?”.
Hai bro & sis yang terhormat, orang Amerika sudah berpuluh-puluh tahun membuktikan bahwa manusia bisa memijakkan kaki dan berjalan-jalan di bulan. Ketika itu orang kita beranggapan tidak mungkin orang berjalan di bulan karena bulan hanya sebesar piring. Tetapi kepintaran orang Amerika membuktikan bahwa bulan tidak hanya sebesar piring, orang bisa mendaratkan pesawat dan berjalan-jalan di sana. Bahkan saat ini China sudah berencana bikin hotel di sana, menyediakan bus, dan mebuka travel agent di seluruh dunia.
So, apakah kita harus menunggu orang luar sana bilang “koalisi tanpa bagi-bagi kursi itu bisa dilakukan” baru kita akan percaya?
Kemarin orang Gerindra (seperti ditulis di Kompas.com) bilang : “Kalau tidak bagi-bagi kursi, terus mau dimakan sendiri? Kalau tidak bagi-bagi kursi, omong kosong itu,” kata Fadli saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/4/2014). . Mungkin yang ngomong ini sebangsa beruang yang biasa makan kayu.
Hari ini Siti Zuhro yang pengamat dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, isinya orang-orang pinter) mengatakan:
“Pasti membicarakan kursi. Karena politik itu tentang who gets what, how, and when. Itu kata Harold Laswell (ilmuwan politik, red),” katanya di Jakarta, Minggu (13/4/2014)
Kenapa orang pintar hanya bisa mengutip apa kata orang (Harold Hasweld) tanpa mau berbikir sendiri?
Saya berpendapat koalisi pasti bisa dilakukan tanpa harus bagi-bagi kursi menteri. Yang harus dilakukan adalah ,
MENTERI-MENTERI DI AMBIL DARI ORANG-ORANG PROFESIONAL, JANGAN DIAMBIL DARI ORANG-ORANG PARTAI APALAGI PIMPINAN PARTAI. Pengalaman di kabinet SBY jika kabinet diisi orang partai maka jika ada salah satu menteri bermasalah maka presiden akan sulit memecat karena segan dengan partainya.
Jika di DKI ada lelang jabatan maka pemilihan menteri juga bisa dilakukan mirip dengan lelang, jadi koalisi partai ini berperan menjadi panitia sekaligus juri dalam pemilihan menteri, masalah kriteria dan mekanismenya bisa dirumuskan bersama. Mudah kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar