Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Jumat, 04 April 2014

Meramal Nasib Barcelona Pascaembargo FIFA

Pukulan telak menghantam Barcelona. Klub asal Katalunya, Spanyol, itu mendapatkan sanksi dari FIFA. Otoritas tertinggi sepak bola dunia menghukum Barca dengan larangan transfer sampai Juni 2015. Tanpa transfer pemain, bagaimana Barcelona menyiasatinya?
Dalam beberapa tahun terakhir, Barcelona menyita perhatian penikmat sepak bola dari seluruh dunia. Adalah Josep Guardiola sosok yang membuat Los Cules meroket seperti sekarang. Pep semula diragukan kemampuannya. Nyatanya, Pep mampu menjawab keraguan itu dengan prestasi dan permainan memikat yang dikenal dengan gaya tiki-taka. Selama empat musim di Camp Nou, mantan gelandang bertahan itu sukses merengkuh 14 trofi.
Mundurnya Guardiola di akhir musim 2011/2012 menjadi ujian besar bagi Barca. Tito Villanova yang ditunjuk menggantikan mantan bosnya ternyata tidak cukup sukses. Selain itu, Tito terpaksa menepi karena ia harus fokus pada penyembuhan sakit kanker yang dideritanya. Perjuangan hingga akhir musim dilanjutkan oleh Jordi Roura.
Musim ini, Barca menunjuk arsitek impor dari Argentina, Gerardo ‘Tata’ Martino. Kita masih menantikan tuah Tata bagi Barca. Sejauh ini, Lionel Messi cs masih bersaing ketat mengejar posisi puncak di La Liga bersaing dengan duo Madrid. Di Liga Champions, Azulgrana juga masih melaju di babak perempat final.
Apapun hasil pencapaian musim ini, perjuangan Barca di musim depan dipastikan lebih berat. Sudah menjadi tradisi kalau bursa transfer selalu dimanfaatkan setiap klub untuk mendatangkan pemain, khususnya mengisi posisi-posisi yang dianggap sebagai titik lemah.
Kebijakan transfer bagi klub kaya juga seringkali menjadi bagian dari strategi marketing. Pemain didatangkan ke satu klub tidak melulu atas pertimbangan teknis, tetapi juga bisa saja karena memiliki nilai bisnis yang menjanjikan.
Ditilik dari jajaran personilnya saat ini, praktis Barca tidak memiliki banyak kelemahan. Salah satu pos yang pasti kosong adalah penjaga gawang. Victor Valdes yang kontraknya habis akhir musim ini sudah dari jauh hari menyatakan akan hengkang. Satu lubang lain adalah di depan kiper, yakni bek sentral. Pensiunnya Carles Puyol membuat Gerard Pique menjadi satu-satunya pemain senior yang berposisi asli sebagai bek tengah.
Beberapa musim ke belakang, Javier Mascherano kerap mengisi tempat yang ditinggalkan Puyol kala cidera. Pemain muda Marc Bartra juga mulai diproyeksikan untuk menjadi suksesor el capitano. Namun, alangkah baiknya jika Pique mendapatkan tandem yang sepadan demi menahan gempuran lawan tatkala Barca asyik menyerang.
Sebelum FIFA melansir keputusannya, Barca sempat dihubung-hubungkan dengan sejumlah nama. Salah satu yang paling santer adalah Mar-Andre Ter Stegen, kiper Borussia Moenchengladbach. Untuk pengganti Puyol, klub Katalunya ini juga sudah memiliki sejumlah incaran, sebut saja Thiago Silva, David Luiz atau Vincent Kompany.
Sekarang, mari kita menerka strategi Barca menyiasati keadaan ini. Sejujurnya, saya belum sepenuhnya memahami detail sanksi FIFA. Saya memaknai transfer pemain ditandai adanya transaksi (jual-beli) antara dua klub. Sedangkan mendatangkan pemain yang tidak terikat kontrak (free agent), menurut hemat saya tidak bisa disamakan dengan transfer. Lalu bagaimana dengan meminjam pemain? Artinya, Blaugranamasih memiliki celah untuk menambal kekurangan.
Namun, jika segala macam aktivitas mengontrak pemain dinyatakan terlarang bagi Barcelona, tidak ada opsi alternatif. Mau tidak mau, Tata atau siapapun pelatih Barca kelak, harus memaksimalkan potensi yang ada.Promosi pemain dari tim B alias jebolan akademi rasanya bukan pilihan buruk.
Untuk posisi kiper, Jose Manuel Pinto yang bertahun-tahun menjadi deputi Valdes akan naik pangkat. Kalau mau sedikit ambil risiko, Barca bisa memberi kepercayaan kepada kiper muda, Jordi Masip Lopez atau Oier Olazabal.
Hal yang sama untuk posisi bek tengah. Bartra harus mendapat kepercayaan penuh, sebagaimana dulu Puyol pernah dapatkan. Sergi Gomez sebagai pelapis juga sepatutnya mulai mendapat kesempatan.
Barcelonistas tidak perlu terlalu panik menyikapi embargo FIFA. Dalam  beberapa tahun ke belakang, kebijakan transfer klub ini justru agak aneh. Barca begitu royal belanja pemain dengan harga mahal, padahal tidak selalu presisi dengan kebutuhan pemain. Bahkan, tidak sedikit pemain yang kemudian dilego lagi dengan harga turun drastis.
1396601268557095314
Kasus Aliaksandr Hleb, Dmitro Chrygynskiy dan Zlatan Ibrahimovic bisa dijadikan rujukan. Alih-alih bersinar setelah dibeli mahal, pemain-pemain ini cuma numpang lewat. Ada juga yang berkontribusi maksimal seperti David Villa, tapi kemudian dijual dengan harga hanya seperdelapan dari bandrol awal.
Barcelona sepertinya memang tidak benar-benar perlu melakukan transfer. Selain tidak banyak diuntungkan secara teknis, Barca juga kerap rugi dalam sisi finansial. Jangan-jangan, mereka melakukan aktivitas di bursa semata memenuhi ego sebagai klub papan atas nan kaya.
Barca juga boleh berbangga karena memiliki akademi sepak bola yang menghasilkan lulusan kelas wahid. Musim lalu, Villanova pernah menurunkanstarting eleven yang seluruhnya adalah alumni La Masia.
Kembali ke soal sanksi FIFA, Barcelona saat ini telah mengajukan banding melalui badan arbitrase olahraga (CAS). Apapun hasilnya, kita tunggu saja. Tapi, bagi Anda yang tidak suka dengan Barcelona, jangan buru-buru berharap persoalan ini akan memberi ekses pada mandeknya prestasi El Barca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar